Home

Rabu, 20 Mei 2015

Kenapa harus pindah kalau nggak nyaman?



Pernah dengar kalo nyaman, ngapain pindah?. Atau sinonimnya kalo nggak nyaman ya pindah. Kalo gue sih pertama kali mendengar kalimat itu di filmnya Radityadika yang berjudul manusia setengah salmon. Tapi, apakah harus pindah kalau nggak nyaman?
Misalkan aja, kita punya pacar, anggaplah gue (yang sebenarnya masih jomblo). Gue punya pacar yang seumuran sama gue. Dia baik, ganteng, tinggi, nggak suka ngatur, peka kode gue, loyal banget sama gue, perhatian dan seratus sifat baik lainnya dia miliki. Gue bisa jadi diri gue sendiri ketika sama dia. Gue bisa ngupil sesuka hati didepan dia. Gue bisa pergi makan dipinggir jalan sama dia walaupun gue pakai baju tidur. Tapi ada satu hal kelakuan dia yang buat gue nggak nyaman, misalkan setiap jalan kami harus pegangan, kalo makan harus dempetan, mungkin kalo bisa satu bangku berdua. Gue nggak nyaman dong? Terus, gue harus pindah ke lain hati?
Nggak dong. Solusinya, bicarain kedia apa yang nggak gue suka. Tuh kan, kalo nggak nyaman, nggak harus pindah.
Kasus ke dua. Misalkan lo baru udah semester 4 kuliah di jurusan kedokteran. Itu bukan pilihan lo, tapi karena itu yang cuma diizinkan orang tua lo pada saat itu. Akibatnya, nilai lo pas-pas makan. Lo selalu ngeluh dengan tugas-tugas yang diluar kemampuan lo. Dan akhirnya bokap nyokap lo membolehkan pindah ke jurusan yang lo inginkan. Terus, lo mau pindah? Coba lihat bokap lo yang gajinya nggak seberapa lagi karena pinjam uang bank untuk biaya lo masuk kedokteran. Coba lihat nyokap lo yang harus hemat-hematin uang belanja bulanan karena adik lo mau masuk SMA dan kakak lo mau skripsi. Coba hitung uang jajan bulanan lo selama 4 semester ini. Semua nya mau dihilangkan begitu saja? Dan lo nggak nyaman? Terus mau pindah? Nggak dong. Solusinya, coba buka hati, buka pikiran, biar lapang dada jadi mudah menerima ilmu dari dosen, nggak susah ngerjain tugas, dan nggak ada kata nggak nyaman lagi. Cari komunitas yang sepaham dengan lo. Misalkan, lo suka seni lukis, ya lukis aja kampus lo, laboratorium, alat praktikum. Tuh kan, kalo nggak nyaman, nggak harus pindah.Tapi, kalo lo masih keukeuh pengen pindah, usahain cari uang sendiri.
Kasus ketiga. Lo sedang antre di bank. Semua kursi penuh dan beruntungnya lo kebagian duduk, tapi ternyata kursi lo basah. Pasti nggak nyaman dong? Terus, lo mau pindah dan berdiri aja sementara masih ada limaratus orang yang antre. Nggak kan? Solusinya, lo cari kertas atau tisu lalu lap kursi tersebut. Tuh kan, kalo nggak nyaman, nggak harus pindah.
Misalkan lagi, teman se kosan lo itu pembunuh. Nggak nyamankan? Untuk kasus seperti ini, lo HARUS pindah
Kasus terakhir. Lo anak orang kaya. Punya pacar kece badai, fisik oke, sifat oke, dompet oke. Lo kuliah di jurusan pilihan lo. Lo tinggal di executiv kost. Kuliah bawa mobil sendiri. Nilai A semua, teman banyak, punya baju sekali peke. Tapi, itu Cuma mimpi. Jadi gini ending dari tulisan gue. Nggak ada hidup yang sempurna, nggak ada keadaan yang selalu nyaman, nggak ada kenyataan yang sesuai rencana lo. Jadi, gimana caranya lo harus sebisa mungkin buat hidup lo enak untuk dijalani, gimana caranya kenyataan yang ada kamu nikmati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar