Pernah
dengar kalo nyaman, ngapain pindah?. Atau
sinonimnya kalo nggak nyaman ya pindah. Kalo gue sih pertama kali mendengar
kalimat itu di filmnya Radityadika yang berjudul manusia setengah salmon. Tapi, apakah harus pindah kalau nggak
nyaman?
Misalkan
aja, kita punya pacar, anggaplah gue (yang sebenarnya masih jomblo). Gue punya
pacar yang seumuran sama gue. Dia baik, ganteng, tinggi, nggak suka ngatur,
peka kode gue, loyal banget sama gue, perhatian dan seratus sifat baik lainnya
dia miliki. Gue bisa jadi diri gue sendiri ketika sama dia. Gue bisa ngupil
sesuka hati didepan dia. Gue bisa pergi makan dipinggir jalan sama dia walaupun
gue pakai baju tidur. Tapi ada satu hal kelakuan dia yang buat gue nggak
nyaman, misalkan setiap jalan kami harus pegangan, kalo makan harus dempetan,
mungkin kalo bisa satu bangku berdua. Gue nggak nyaman dong? Terus, gue harus
pindah ke lain hati?
Nggak dong. Solusinya, bicarain kedia apa yang nggak gue
suka. Tuh kan, kalo nggak nyaman, nggak harus pindah.
Kasus
ke dua. Misalkan lo baru udah semester 4 kuliah di jurusan kedokteran. Itu
bukan pilihan lo, tapi karena itu yang cuma diizinkan orang tua lo pada saat
itu. Akibatnya, nilai lo pas-pas makan. Lo selalu ngeluh dengan tugas-tugas
yang diluar kemampuan lo. Dan akhirnya bokap nyokap lo membolehkan pindah ke
jurusan yang lo inginkan. Terus, lo mau pindah? Coba lihat bokap lo yang
gajinya nggak seberapa lagi karena pinjam uang bank untuk biaya lo masuk
kedokteran. Coba lihat nyokap lo yang harus hemat-hematin uang belanja bulanan
karena adik lo mau masuk SMA dan kakak lo mau skripsi. Coba hitung uang jajan
bulanan lo selama 4 semester ini. Semua nya mau dihilangkan begitu saja? Dan lo
nggak nyaman? Terus mau pindah? Nggak dong. Solusinya, coba buka hati, buka
pikiran, biar lapang dada jadi mudah menerima ilmu dari dosen, nggak susah
ngerjain tugas, dan nggak ada kata nggak nyaman lagi. Cari komunitas yang
sepaham dengan lo. Misalkan, lo suka seni lukis, ya lukis aja kampus lo,
laboratorium, alat praktikum. Tuh kan, kalo nggak nyaman, nggak harus pindah.Tapi,
kalo lo masih keukeuh pengen pindah, usahain cari uang sendiri.
Kasus
ketiga. Lo sedang antre di bank. Semua kursi penuh dan beruntungnya lo kebagian
duduk, tapi ternyata kursi lo basah. Pasti nggak nyaman dong? Terus, lo mau
pindah dan berdiri aja sementara masih ada limaratus orang yang antre. Nggak kan?
Solusinya, lo cari kertas atau tisu lalu lap kursi tersebut. Tuh kan, kalo
nggak nyaman, nggak harus pindah.
Misalkan
lagi, teman se kosan lo itu pembunuh. Nggak nyamankan? Untuk kasus seperti ini,
lo HARUS pindah
Kasus
terakhir. Lo anak orang kaya. Punya pacar kece badai, fisik oke, sifat oke,
dompet oke. Lo kuliah di jurusan pilihan lo. Lo tinggal di executiv kost. Kuliah bawa mobil sendiri. Nilai A semua, teman
banyak, punya baju sekali peke. Tapi, itu Cuma mimpi. Jadi gini ending dari
tulisan gue. Nggak ada hidup yang sempurna, nggak ada keadaan yang selalu nyaman,
nggak ada kenyataan yang sesuai rencana lo. Jadi, gimana caranya lo harus
sebisa mungkin buat hidup lo enak untuk dijalani, gimana caranya kenyataan yang
ada kamu nikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar