Home

Rabu, 12 Maret 2014

Because we're friend




11 Maret 2014, ulang tahunku yang ke 19. Semakin tua, usia didunia semakin berkurang, semakin dekat dengan akhir. Sedikit tidak rela bertambah satu angka. Sekarang, kalau ada yang bertanya, jawabnya ’19 tahun’. Padahal, aku maunya 18 tahun terus. Tapi, di usia 18 tahun aku ada kamu. Iya, kamu yang merusak usia 18 ku. Usia 19 ku yang ini jangan disentuh, jangan juga dirusak.
Di usia 19 ini, aku juga tidak mau terkurung dalam ‘dunia’ kamu. Aku harus keluar. Usia 19 aku harus bersih, harus senang terus. Mau nya aku sih, tidak bertemu orang seperti kamu lagi. Sekarang, aku hanya mengendalikan hatiku, supaya tidak benci kamu. Karena sepertinya, aku mulai tidak suka sama kamu.
Aku kira kamu tidak memberiku ucapan selamat ulang tahun, karena kamu membenciku, padahal aku tidak membenci kamu, hanya tidak suka. Tidak suka bukan berarti benci kan? Tetapi ternyata, kamu memberiku ucapan selamat loh, walaupun Cuma ‘hei, selamat ulang tahun’. ‘Terimakasih teman ’, ternyata aku masih menganggapmu teman, eh bukan seperti itu, aku berusaha menganggapmu teman.
Do’a kamu paling unik loh, ‘semoga kamu dan teman-temanmu tidak menyindir orang di akun twitter kalian’. Oh ma’af ya, kamu merasa tersindir ya? Ah, padahal tidak sepenuhnya tweet kami ini sindiran untukmu. Itu saja kamu sakit hati? Memangnya kami pernah menyebutkan penghuni kebun binatang pada kamu? Seharusnya yang sakit hati itu aku, belum pernah ada yang bilang ‘fuck’ ke aku. Kamu orang pertama, seharusnya kamu dapat piring cantik. Sejahat apapun aku pada orang-orang disekitarku, sejahat apapun dan sekasar apapun orang-orang disekitarku, mereka belum pernah bicara kasar padaku.
‘Kamu sama teman-temanmu mulutnya nggak dijaga’. Loh, kok kamu marah? Kami kan masih anak kecil-katamu, kalau bicara asal bicara aja. Kamu yang sudah dewasa –versi kamu- seharusnya mengerti kami. Kami nggak pernah bilang kamu anjing kan? Nggak pernah bilang kamu babi kan? Kami hanya mengulang statement dari kamu untuk aku. Statement itu dari kamu loh mas, berarti siapa coba yang nggak dijaga omongannya?
Kamu kira aku tidak memarahi mereka ketika mereka nyindir kamu? Aku marahin mereka lho. Aku bilang 'yang bermasalah sama dia itu aku, kalian nggak usah ikut-ikutan'. Tapi mereka bilang gini mas 'Kita itu teman. Dia nyakitin kamu, berarti nyakitin kami juga. Terserah kamu mau bilang apa.'
Begitu ya mas, karena kami ini teman. Satu orang saja yang bahagia, semuanya pasti ikut bahagia. Satu orang saja disakitin, semuanya merasa disakitin. Teman aku begini loh, nggak cuma senang aja yang bersama, susahpun selalu bersama. Jadi wajarkan kami begini. Karena kami teman. Ketika kamu berbicara kasar ke aku, siap-siap aja disindir teman-teman aku. Aku bela mereka begini karena mereka tidak salah –menurutku. Ketika mereka salah, aku tetap membela mereka didepan orang-orang, tetapi dibelakang orang-orang, aku akan bilang pada mereka-teman-temanku- bahwa mereka salah. Sekali lagi, kami begini karena kami teman. Arti ‘teman’ versi kamu itu bukan seperti ini ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar