Home

Rabu, 18 September 2013

HARI ITUPUN DATANG

                 Aku senang ketika kau menyuruhku menemani kau belanja, aku bahagia jika harus bolos sekolah karena kau minta ditemani kesalon. Aku senang melakukannya, asalkan itu bersama kamu. Aku tidak apa-apa jika harus dimarahi ibuku karena pulang terlambat, asalkan itu karena kau. Iya, aku senang.

                Aku punya banyak impian yang ingin dilakukan bersamamu. Aku ingin
satu Universitas bersamamu, karena dengan begitu kita bisa pergi bersama, berangkat bersama, pasti itu akan menyenangkan. Aku ingin jika suatu hari nanti kita mewakili sekolah kita di kompetisi tingkat Nasional. Aku juga ingin setiap musim salju kita selalu membuat boneka yang besaaar sekali. Aku juga ingin ketika musim semi kita jalan-jalan diluar. Aku masih punya banyak impian lagi, aku ingin kau dan aku jalan-jalan ditepi pantai, berlari-lari seperti yang sering aku lakukan bersama ibuku. Aku yakin, hari itu akan datang. Aku masih punya banyak lagi hal yang ingin aku ceritakan. Cepatlah kau datang ke Jepang, bukankah kau ingin melihat bunga sakura dimusim semi? Disini sedang musim semi, aku berdo’a semoga musim semi selanjutnya aku bersamamu. Salam hangat dari Rasya, ini aku kirimkan foto bunga sakura yang ada didepan rumahku.
                E-mail itu diterima Naurah 3 bulan yang lalu. Surat elektronik itu dari sahabatnya, Rasya yang sudah pindah ke Jepang 5 tahun yang lalu. Setiap minggu, Rasya selalu mengirimkan surat elektronik itu pada Naurah, pasti. Walaupun hanya beberapa surat yang dibalas Naurah, Rasya tetap mengirim e-mail padanya.
                Itu adalah e-mail terakhir dari sahabatnya. Awalnya Naurah tak acuh, tapi lama-lama ia merasa ada yang kurang. Tidak ada lagi yang mengiriminya e-mail. Naurah ingin mencari tahu, tapi ia tidak punya petunjuk apapu. Naurah ahanya kenal dengan orangtua Rasya. Semua akun social media Rasya tak luput juga dari penyelidikannya. Dan hasilnya sama, ia vakum sejak 3 bulan yang lalu.
                Satu bulan berlalu. Dan hari itu datang, hari dimana jawaban dari semua kekhawatirannya. Naurah bertemu dengan orangtua Rasya.
                “Rasya sudah tidak ada” Ibu Rasya tertunduk, dan Naurah masih berdiri, lemas.
                “Dia kecelakaan” tangis Ibu Rasya meledak
                “Tapi dia pernah berkata jika kau datang di musim semi tahun depan dan dia tidak ada, dia menyuruhku untuk berkeliling melihat sakura bersamamu. Dan dia juga ingin kau tahu bahwa Rasya mencintaimu. Rasya mencintai Naurah.”
                Air mata Naurah menetes dipelukan Ibunya Rasya. Iya, hari itu pasti tiba, hari dimana dia takkan ada, meskipun Naurah terus mencarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar