Home

Selasa, 01 Januari 2013

Bahagia itu sederhana #2



Nurse? Kenapa aku bisa lulus itu? Jujur, waktu daftar (waktu itu bareng Henny sahabatku), entah apa yang mendorong jemariku untuk mengklik prodi nurse. Baik lah, aku masih menunggu impianku satu lagi, walaupun impian untuk kuliah psikologi sudah benar-benar gagal. aku memejamkan mata, menunggu pengumuman esok hari, tapi tunggu! Bukankah setiap prodi kesehatan ada tesnya? Aku buru-buru meng sms ante Vina untuk mencari informasi. Dan benar, ada tes kesehatan, dan parahnya, tes itu hanya tgl 1-2 September. Aku masih menunggu esok.
Esok paginya, jam 8 aku bersama nenekku pergi ke STKIP untuk melihat pengumuman dan ternyata belum ada. Sedangkan tiket untuk pulang ke Jambi, jam 11. Rencana awalnya, kalau tidak lulus di STKIP, aku ambil keperawatan di Jambi, dan berangkat jam 11 siang, karena pengumuman di STKIP perkiraanku jam 9. Kami bertanya pada satpam, katanya sekitar jam 11. Ya Tuhan, ini benar-benar pilihan. Kalau lulus di STKIP, daftar ulangnya Cuma tgl 3 September. Aku harus benar-benar memilih. Dan pilihanku adalah PSIK *setelah dihasud oom ku :D*. jadi aku pulang ke Jambi sama ante Vina. Dan ini merupakan perjalanan yang sangat mengesankan.
Kami sudah siap, tinggal menunggu mobil dijemput. Waktu itu, aku ber do’a, Tuhan, apapun yang terjadi, aku tau ini yang terbaik dariMu untukku. Jika memang aku harus merelakan impianku (Psikologi dan Pendd Matematika) aku ikhlas, jika itu memang takdirMu. Sambil menunggu mobil, kami (aku, ante Vina, anta Niza) menunggu hasil yang di STKIP di internet, tapi belum ada hasil. Akhirnya mobil datang. Ketika hendak melangkah dari pintu kamar, taraaaaaaa pengumumannya keluar, dan aku lulus Pendidikan Matematika. Dan aku memang benar-benar sedang di uji. Aku berpikir hanya dalam waktu 2 menit (mobilnya udah panggil dari tadi), dan memutuskan untuk pulang ke Jambi dan meninggalkan Padang, karena daftar ulang yang di Padang terkahir tgl 8, sedangkan pengumuman teskes PSIK tgl 6. Berarti aku masih bisa memilih. Thanks God. Dan pulang lah kami dengan mobil yang dicarikan oleh datuk sance. *makasih datuk. Dan perjalanan pulang ke Jambi yang benar-benar panjang ini melukiskan cerita tersendiri untuk aku, ante Vina, dan ante Niza. Ante Niza ikhlas ujian skripsi tgl 2 tanpa didampingi adiknya, ante Vina. *ma’af ya tek.
Tgl 2 September aku teskes. Menunggu hingga tanggal 6. Tanggal 6, aku mendengar kabar, aku lulus. Entah oom sipa yang disuruh papa melihat pengumumannya. “Jadi kamu pilih yang mana?” Tanya papa. “Papa dan mama nggak ada saran?” “Nggak, semuanya terserah kamu. Mama tidak mau, kalo kamu nanti gagal karena pilihan kamu, kamu memnyalahkan kami.” Itu jawab mereka. “Liski capek jika harus ke Padang lagi. Kalau Liski pilih PSIK, papa punya uang?” tanyaku. Aku memberanikan bertanya, karena uang pendaftarannya lumayan banyak. “Nggak usah pikirkan itu. Udah dipersiapkan.” Kata papa. “Liski pilih di Jambi aja.” Dan akupun memutuskan untuk kuliah keperawatan di Jambi.
Aku pun bingung, ‘keperawatan’, prodi yang benar-benar tidak aku suka menjadi takdirku. Impianku gagal. tapi setidaknya aku sudah berusaha. Dulu, aku masih belum bias menerima takdir ini. Jujur aku iri sama Harry P, temanku. Dia lulus prodi seni rupa, di UNP, benar-benar impiannya.
Tapi aku berpikir lagi, takdir Tuhan tidak pernah salah, Tuhan tau yang terbaik untuk hambaNya. Dan kenapa aku harus berjuang dulu? Kenapa Tuhan tidak mengizinkanku kuliah keperawatan di Poltekkes Padang. Tapi aku Tuhan selalu punya rencana yang lebih indah dari rencana yang kita buat.
Berkat perjuanganku, aku kenal banyak orang dan pengalaman. Aku ditakdirkan bertemu Uni Resa, Uni Restu, Uni Dini, Abang Evan, si Dodon. Seru ketika kami (Uni Resa, Uni Dini, Ante Vina) harus panas-panasan ke pasar Raya buat cari baju putihku untuk tes SNMPTN. Naik angkot sendiri di Padang untuk pertama kalinya dihidupku. Ketemu teman SD yang udah lama banget nggak ketemu, Rana. Kenalan sama Apriani di fb, dia juga tes di Poltekkes (nyesek ketika lihat pengumuman untuk dia ternyata lulus, sedangkan aku nggak. Selamat ya bu perawat, kamu lulus). Ngerasain hidup di asrama, karena nenek punya aturan, nggak boleh keluar malam, nggak boleh ninggalin sholat, malam hp nya harus dimatikan, harus tidur jam 9 malam, kalo pergi siang harus pulang jam 5 sore. Tapi senang ketika suntuk ditemanin ante kecilku, yg berumur 4 tahun si Dinda yang selalu punya hal yang membuat ku tertawa, pernah menggalau bareng dia sambil dengar lagunya Geisha “benci dan cinta”. Dan banyak lagi.
Kalau aku dulunya memilih kuliah di Padang, mungkin aku tidak bertemu dengan orang-orang yang begitu baik dan peduli sama aku, walaupun meraka tekadang menyebalkan. Hahaha. Aku 1 kos-an sama Rewian, teman SMA ku. Padahal waktu SMA, aku nggak dekat sama dia, bertemu Ani, yang punya banyak kesamaan denganku. Aku dan dia sama-sama suka makan, suka nonton, suka novel, suka Sm*sh, dan banyak lagi. 1 kos-an dengan Nurliana yang punya pacar bernama Oki yang kalu kerumah suka bawa makanan, dan suka dibagikan ke kami :D. Aku bertemu si Octa, teman suka duka ku, dia dari Riau, yang bawelnya melebihi nenekku, ada si semok, Wiwik. Dia ku panggil semok, habis dia semok banget. Terus ada Tessa dari Lampung, yang frontal banget, itu yang ku suka. Ada si Grisselda yang berasal dari Bandung. Lucu ketika dia mencoba berbahasa Jambi dengan logat sunda. Oya satu lagi, aku juga bisa bertemu sepupuku, Bang Iin. Yang satu jurusan denganku, walaupun beda Universitas. Dia yang suka membantuku mengerjakan tugas, nemenin cari buku, dll. Makasih abang J. Dan mungkin jika aku memilih Pendidikan Matematika, aku masih menjadi orang yg jorok, masih takut jarum ,masih alergi sama minyak kayu putih, masih suka makan sembarang makanan, nggak teliti belanja makanan. Dan sekarang semua itu sudah tidak berlaku lagi untukku. Dan bisa merasakan menjadi anak kos. Karena, kalo aku kuliah di Padang pasti tinggalnya sama nenek.
Dan bisa merasakan serunya OSPEK disini. Untuk pertama kalinya, aku nggak tidur 24 jam, gara-gara buat atribut ospek. Makasih buat mamok Zul dan uni, (pacarnya) *moga kalian langgeng* yang udah keliling cari pisang lilin dan buatin surat cinta. Makasih untuk mamok Heiri yang udah nemenin keliling-keliling cari coklat silverqueen sama nangkap sepasang capung. Buat papa, yang rela dari sarolangun, datang ke Jambi buat nganterin cicak. Makasih juga untuk Nia, Lisa, Delmi yang udah bantu nangkap sepasang nyamuk. Hahahaha. *lebay*
          Dan sekarang aku bahagia dengan semua takdir Tuhan. Rencana Tuhan memang jauh lebih indah dari apa yang kurencanakan. Ternyata bahagia itu sederhana, cukup dengan kita bersyukur dengan semua takdir yang ada. aku bersyukur jika kelak namaku Ns. Liski Husdila, S.Kep, M.Kep. Semoga bisa menginspirasikan.
Intinya :
·         Jangan menyerah untuk terus berusaha, karena akan ada hasil yang indah untuk setiap usaha yang indah.
·         Jangan pernah ada kata kalah sebelum berperang.
·         Baik-baik sama orang, karena manusia itu makhluk sosial.
·         Bersyukurlah untuk setiap keadaan, karena bahagia itu ada ketika kita bersyukur, bukan bersyukur itu ada ketika kita bahagia
·         Dan yang terakhir, kalau mau lihat hasil kelulusan, jangan liat sendiri, mintalah bantuan orang lain, supaya lulus. Hahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar