Nurse?
Kenapa aku bisa lulus itu? Jujur, waktu daftar (waktu itu bareng Henny
sahabatku), entah apa yang mendorong jemariku untuk mengklik prodi nurse. Baik
lah, aku masih menunggu impianku satu lagi, walaupun impian untuk kuliah
psikologi sudah benar-benar gagal. aku memejamkan mata, menunggu pengumuman
esok hari, tapi tunggu! Bukankah setiap prodi kesehatan ada tesnya? Aku
buru-buru meng sms ante Vina untuk mencari informasi. Dan benar, ada tes
kesehatan, dan parahnya, tes itu hanya tgl 1-2 September. Aku masih menunggu esok.
Esok
paginya, jam 8 aku bersama nenekku pergi ke STKIP untuk melihat pengumuman dan
ternyata belum ada. Sedangkan tiket untuk pulang ke Jambi, jam 11. Rencana
awalnya, kalau tidak lulus di STKIP, aku ambil keperawatan di Jambi, dan
berangkat jam 11 siang, karena pengumuman di STKIP perkiraanku jam 9. Kami
bertanya pada satpam, katanya sekitar jam 11. Ya Tuhan, ini benar-benar
pilihan. Kalau lulus di STKIP, daftar ulangnya Cuma tgl 3 September. Aku harus
benar-benar memilih. Dan pilihanku adalah PSIK *setelah dihasud oom ku :D*.
jadi aku pulang ke Jambi sama ante Vina. Dan ini merupakan perjalanan yang
sangat mengesankan.
Kami
sudah siap, tinggal menunggu mobil dijemput. Waktu itu, aku ber do’a, Tuhan,
apapun yang terjadi, aku tau ini yang terbaik dariMu untukku. Jika memang aku
harus merelakan impianku (Psikologi dan Pendd Matematika) aku ikhlas, jika itu
memang takdirMu. Sambil menunggu mobil, kami (aku, ante Vina, anta Niza)
menunggu hasil yang di STKIP di internet, tapi belum ada hasil. Akhirnya mobil
datang. Ketika hendak melangkah dari pintu kamar, taraaaaaaa pengumumannya
keluar, dan aku lulus Pendidikan Matematika. Dan aku memang benar-benar sedang
di uji. Aku berpikir hanya dalam waktu 2 menit (mobilnya udah panggil dari
tadi), dan memutuskan untuk pulang ke Jambi dan meninggalkan Padang, karena
daftar ulang yang di Padang terkahir tgl 8, sedangkan pengumuman teskes PSIK
tgl 6. Berarti aku masih bisa memilih. Thanks God. Dan pulang lah kami dengan
mobil yang dicarikan oleh datuk sance. *makasih datuk. Dan perjalanan pulang ke
Jambi yang benar-benar panjang ini melukiskan cerita tersendiri untuk aku, ante
Vina, dan ante Niza. Ante Niza ikhlas ujian skripsi tgl 2 tanpa didampingi
adiknya, ante Vina. *ma’af ya tek.
Tgl 2
September aku teskes. Menunggu hingga tanggal 6. Tanggal 6, aku mendengar
kabar, aku lulus. Entah oom sipa yang disuruh papa melihat pengumumannya. “Jadi
kamu pilih yang mana?” Tanya papa. “Papa dan mama nggak ada saran?” “Nggak,
semuanya terserah kamu. Mama tidak mau, kalo kamu nanti gagal karena pilihan
kamu, kamu memnyalahkan kami.” Itu jawab mereka. “Liski capek jika harus ke
Padang lagi. Kalau Liski pilih PSIK, papa punya uang?” tanyaku. Aku
memberanikan bertanya, karena uang pendaftarannya lumayan banyak. “Nggak usah
pikirkan itu. Udah dipersiapkan.” Kata papa. “Liski pilih di Jambi aja.” Dan
akupun memutuskan untuk kuliah keperawatan di Jambi.
Aku pun
bingung, ‘keperawatan’, prodi yang benar-benar tidak aku suka menjadi takdirku.
Impianku gagal. tapi setidaknya aku sudah berusaha. Dulu, aku masih belum bias
menerima takdir ini. Jujur aku iri sama Harry P, temanku. Dia lulus prodi seni
rupa, di UNP, benar-benar impiannya.
Tapi aku
berpikir lagi, takdir Tuhan tidak pernah salah, Tuhan tau yang terbaik untuk
hambaNya. Dan kenapa aku harus berjuang dulu? Kenapa Tuhan tidak mengizinkanku
kuliah keperawatan di Poltekkes Padang. Tapi aku Tuhan selalu punya rencana
yang lebih indah dari rencana yang kita buat.
Berkat
perjuanganku, aku kenal banyak orang dan pengalaman. Aku ditakdirkan bertemu Uni
Resa, Uni Restu, Uni Dini, Abang Evan, si Dodon. Seru ketika kami (Uni Resa,
Uni Dini, Ante Vina) harus panas-panasan ke pasar Raya buat cari baju putihku
untuk tes SNMPTN. Naik angkot sendiri di Padang untuk pertama kalinya
dihidupku. Ketemu teman SD yang udah lama banget nggak ketemu, Rana. Kenalan
sama Apriani di fb, dia juga tes di Poltekkes (nyesek ketika lihat pengumuman
untuk dia ternyata lulus, sedangkan aku nggak. Selamat ya bu perawat, kamu
lulus). Ngerasain hidup di asrama, karena nenek punya aturan, nggak boleh
keluar malam, nggak boleh ninggalin sholat, malam hp nya harus dimatikan, harus
tidur jam 9 malam, kalo pergi siang harus pulang jam 5 sore. Tapi senang ketika
suntuk ditemanin ante kecilku, yg berumur 4 tahun si Dinda yang selalu punya
hal yang membuat ku tertawa, pernah menggalau bareng dia sambil dengar lagunya
Geisha “benci dan cinta”. Dan banyak lagi.
Kalau aku
dulunya memilih kuliah di Padang, mungkin aku tidak bertemu dengan orang-orang
yang begitu baik dan peduli sama aku, walaupun meraka tekadang menyebalkan. Hahaha.
Aku 1 kos-an sama Rewian, teman SMA ku. Padahal waktu SMA, aku nggak dekat sama
dia, bertemu Ani, yang punya banyak kesamaan denganku. Aku dan dia sama-sama
suka makan, suka nonton, suka novel, suka Sm*sh, dan banyak lagi. 1 kos-an
dengan Nurliana yang punya pacar bernama Oki yang kalu kerumah suka bawa
makanan, dan suka dibagikan ke kami :D. Aku bertemu si Octa, teman suka duka
ku, dia dari Riau, yang bawelnya melebihi nenekku, ada si semok, Wiwik. Dia ku
panggil semok, habis dia semok banget. Terus ada Tessa dari Lampung, yang
frontal banget, itu yang ku suka. Ada si Grisselda yang berasal dari Bandung.
Lucu ketika dia mencoba berbahasa Jambi dengan logat sunda. Oya satu lagi, aku juga
bisa bertemu sepupuku, Bang Iin. Yang satu jurusan denganku, walaupun beda
Universitas. Dia yang suka membantuku mengerjakan tugas, nemenin cari buku,
dll. Makasih abang J. Dan
mungkin jika aku memilih Pendidikan Matematika, aku masih menjadi orang yg
jorok, masih takut jarum ,masih alergi sama minyak kayu putih, masih suka makan
sembarang makanan, nggak teliti belanja makanan. Dan sekarang semua itu sudah
tidak berlaku lagi untukku. Dan bisa merasakan menjadi anak kos. Karena, kalo
aku kuliah di Padang pasti tinggalnya sama nenek.
Dan bisa
merasakan serunya OSPEK disini. Untuk pertama kalinya, aku nggak tidur 24 jam,
gara-gara buat atribut ospek. Makasih buat mamok Zul dan uni, (pacarnya) *moga
kalian langgeng* yang udah keliling cari pisang lilin dan buatin surat cinta.
Makasih untuk mamok Heiri yang udah nemenin keliling-keliling cari coklat
silverqueen sama nangkap sepasang capung. Buat papa, yang rela dari sarolangun,
datang ke Jambi buat nganterin cicak. Makasih juga untuk Nia, Lisa, Delmi yang
udah bantu nangkap sepasang nyamuk. Hahahaha. *lebay*
Dan sekarang aku bahagia dengan semua
takdir Tuhan. Rencana Tuhan memang jauh lebih indah dari apa yang kurencanakan.
Ternyata bahagia itu sederhana, cukup dengan kita bersyukur dengan semua takdir
yang ada. aku bersyukur jika kelak namaku Ns.
Liski Husdila, S.Kep, M.Kep. Semoga bisa menginspirasikan.
Intinya :
·
Jangan menyerah untuk terus berusaha, karena akan
ada hasil yang indah untuk setiap usaha yang indah.
·
Jangan pernah ada kata kalah sebelum berperang.
·
Baik-baik sama orang, karena manusia itu makhluk
sosial.
·
Bersyukurlah untuk setiap keadaan, karena bahagia
itu ada ketika kita bersyukur, bukan bersyukur itu ada ketika kita bahagia
·
Dan yang terakhir, kalau mau lihat hasil
kelulusan, jangan liat sendiri, mintalah bantuan orang lain, supaya lulus.
Hahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar